Alasan seseorang melakukan serangan terhadap suatu situs pun sangat beragam, bisa karena alasan politis, ter0r, agama, pamer, sampai hanya sekedar iseng. Dan dari sedemikian banyak gagasan tentang serangan (cyber tresspass) yang menarik banyak perhatian adalah defacement. Defacement ini menerapkan beberapa trick dalam hacking, tetapi tidak semua defacer bisa kita katakan sebagai hacker, hal ini sangat relatif dengan kemampuan personal. Dan lebih dalam, tingkat kesulitan dalam melakukan serangan juga menentukan kemampuan pelakunya. Security web yang demikian kuat akan membutuhkan serangan dengan kemampuan hebat, tidak hanya serangan seperti kepada basis data yang memang mudah dibuka melalui celah yang populer (kalau yang ini, siapa pun bisa mengimplementasikannya, dengan bantuan google dan beberapa tindakan lebih lanjut).
Hacker dalam pandangan umum
Masyarakat memiliki pandangan yang berbeda beda tentang hacker dan dunianya, akan tetapi sebagian besar yang mereka dapatkan adalah definisi yang tersebar di media massa. Media ini lantas memengaruhi pandangan pada pengambil kebijakan, dan begitu pula terus berantai. Orang-orang yang memahami dan mengambil konsep 'hacker' itu dengan apa adanya dari film-film yang mereka tonton, atau buku-buku sains-fiksi yang mereka baca, dan berita-berita tentang kejahatan cyber di koran dan televisi dan isu-isu yang menyebar di jejaring sosial. Konsep tentang hacker kemudian bergeser dari bentuk awalnya, konsep ini terdistorsi oleh media dan peran mulut-telinga-mulut-telinga yang tak habis-habisnya.
Dan kelemahan informasi yang tidak ada patokan idealnya adalah, pengertian tentang sesuatu itu pastilah akan sangat mudah terdistorsi.
Oleh karenanya, pada akhirnya, pemahaman dan pengenalan setiap orang mengenai 'hacker' dan dunianya adalah tergantung kepada dua hal utama:
- Persentuhannya dengan dunia hacker secara interaktif. Yang dapat memanfaatkan komunikasi atau media pembelajaran yang ada dalam komunitas, jauh dan dekatnya seseorang terhadap individu profesional hacker dan komunitasnya akan memberikan persepsi atau pemahaman yang beragam. Keberagaman kelompok hacker juga menentukan pandangan ini.
- Kepercayaan kepada media kultural. Media seperti televisi, buku, berita via internet atau koran digital dan sebagainya, apa pun yang diberitakan dan disampaikan di dalamnya sangat tergantung kepada kepercayaan publik. Semakin kepercayaan itu mudah dibentuk, maka persepsi di benak penyimaknya akan semakin mudah diarahkan dan berada di bawah pengaruhnya. Termasuk persepsi tentang 'hacker'
Jika Anda masih ragu dengan kemungkinan untuk mendekati seorang hacker dengan baik, maka kenalilah sisi sosial mereka dan dapatkan ruang untuk lebih komunikatif, untuk membuka pemahaman satu sama lain, karena dari sanalah cara seseorang dapat memahami satu sama lain, dalam ruang-ruang digital, dalam hitungan bites dan dalam ketergantungan sinyal modem Anda. Dalam komunikasi dan dalam ruang sibuk para hacker, kecepatan koneksi adalah sisi lebih yang diperlukan. Karena sesekali kita bisa saling berbagi dengan koneksi yang lebih baik untuk teman hacker kita.
Akan tetapi satu hal yang patut diingat.
"Hacker adalah seniman, dan tidaklah mudah berinteraksi dengan seniman."Ketahuilah seni dan dunia yang mereka dalami, kenalilah mereka dengan baik dan kesantunan Anda, maka mereka akan senang untuk Anda ajak berbagi pula. Rendahkanlah hati Anda untuk menyimak dan mau menyadari eksistensi hacker dan pentingnya mereka dalam dunia yang kita sebut 'ruang cyber' yang melipat segala ruang dan waktu yang sudah ada.
[sarung]
No comments:
Post a Comment