Wednesday, July 30, 2014

Kesatuan Kreatif Penyatuan Cabang-cabang Keilmuan

Dahulu di masa kuliah ada adik angkatan yang menasehati, mengingatkan saya untuk fokus pada salah satu bidang dan melakukannya secara optimal, tidak malah menjalani beberapa bidang kajian yang menurutnya menjadikan saya tidak fokus dan tidak pernah ada satu bidang pun yang menghasilkan karya secara optimal.
Itu mengingatkan saya, mirip dengan, kondisi John Nash di "Beautiful Mind", dia selalu dituntut untuk menghasilkan karya ilmiah untuk akhir studinya, tapi Nash terus mencari hal-hal baru dalam bidang matematika yang dia rasa orisinil dari dirinya. Sepanjang yang dia telusuri dia hanya menemukan kritik dan revisi bagi pemikiran-pemikiran lama sebelumnya yang telah mapan dan dianut banyak sarjana. Nash terus berusaha otentik, dia sangat terobsesi untuk menghasilkan hal yang benar-benar dia cari dan orisinil dari pengamatannya. Nash tidak ingin terjebak dalam ungkapan "arm-chair researcher", peneliti yang hanya duduk di balik kursi kerja sambil mengimajinasikan dirinya melakukan penelitian ilmiah di luar sana, hanya dengan cara menyimak beberapa literatur. Lantas mengandaikan hipotesa-hipotesa awal. Dan tentunya,
yang dihasilkan juga tesis-tesis pengandaian.
Kedekatan yang dialami Nash dengan saya mungkin hampir tidak ada, memaksa memang menarik ingatan tentang dia. Saya mengalami banyak ketertarikan studi dalam banyak bidang, bidang-bidang itu yang oleh banyak orang dinilai tidak terhubung satu sama lain. Tetapi justru saya mulai menemukan pertalian di antara bidang-bidang yang saya geluti selama ini. Nash juga mulai menyadari teorinya bisa membantu banyak bidang lain, seperti ekonomi, matematika, fisika, bahkan mungkin masuk dalam bidang strategi militer. Kesemuanya bertalian dalam ruang lingkup perhitungan-perhitungan dan aturan strategis, Nash menemukan titik cerahnya, yang saya tahu hanya tentang "Game Theory"nya.
Sedikit saya ulas tentang 'game theory' nya John Nash. Game (permainan) yang dibahas dalam Game Theory ini adalah kajian dalam ilmu matematika. Permainan harus memenuhi beberapa elemennya, pemain permainan tersebut, informasi dan tindakan yang mungkin atau tersedia bagi tiap pemain dalam setiap titik penentuan tindakan, dan pemilahan selektif dari hasil permainan tersebut (yang mungkin bisa berlangsung dalam beberapa tahapan permainan). Nash menjelaskan tentang konsep equilibrium (keseimbangan) yang secara strategis ada di dalam permainan dan menentukan permainan. Pengamatannya terhadap pola keseimbangan inilah yang mungkin menghasilkan potensi probabilitas yang bisa diukur dan teramati. Ada kalanya pemain-pemain bersifat kooperatif, ada kalanya tidak. Hal itu juga menentukan pola serta karakteristik permainan. Akhirnya akan terlihat bentuk dan cetak biru gambaran besar peta permainan.
Yang saya jalani jauh berbeda, beberapa cabang keilmuan diselami bersamaan, dari sanalah kini saya memahami sesuatu. Bahwa mulanya ilmu adalah satu, dan kreatifitas membaginya ke dalam cabang-cabang, kesadaran manusia terpolarisasi ke dalam cabang-cabang itu, manusia kini berbeda dengan manusia dahulu. Kesadaran kita terkotak-kotak sesuai dengan definisi yang kita selami. Para ilmuwan muslim di masa-masa awal peradaban Islam hingga masa keruntuhan kekhalifahan di Turki dan India mendalami tidak hanya satu bidang, mereka menemukan banyak ketertarikan dan menyibak pertautan dalam banyak cabang-cabang itu.
Al-Quran tidak memilah-milah pengetahuan, Al-Quran menginspirasi kita untuk belajar dan terus sadar, menemukan sumber utama kesadaran dari mana saja, setiap hal adalah bagian dari pancaran Cahaya-Nya, Ilahiah. Saya mensyukuri apa yang saya jalani ini sebagai upaya menemukan banyak cahaya, banyak pencerahan dalam berbagai bentuk kehadiran. Mempelajari dengan kehadiran adalah bagian utama dari cahaya itu sendiri, bukan mengamati dari bias-bias analisa dan asumsi diktat-diktat.
Kesatuan dari lautan ilmu yang tidak akan habis meskipun setiap pohon di muka bumi dipilah-pilah dan menjadi pena, dan lautan menjadi tintanya, sumber itu tidak akan pernah cukup dituliskan dan tidak akan pernah habis diurai. Al-Quran adalah kumpulan keseluruhan Kalimat-Nya, panduan atau manual dan tutorial tiap kita menjalani kehidupan. Dengan permisalan dan pengkiasannya yang bermacam-macam, maka Al-Quran adalah wujud kesatuan kreatif-Nya, dan berusaha menemukan Cahaya di setiap ketertarikan yang ALLAHu Rabbal Alamin ilhamkan kepada kita, adalah, sebuah pencarian dan terus menikmatinya sebagai rasa syukur.
Semoga mereka yang berkutat dan terkungkung dengan doktrin "jadilah fokus pada satu bidang yang khusus dan menjadilah profesional di dalamnya, karena orang sukses hanya fokus pada satu bidang dan menulis banyak buku tentang itu" tidak terjebak dalam kebuntuan analisis dogmatis satu kotak cabang pengetahuan dari lautan kebenaran. Dan mereka lebih menemukan cabang-cabang pertautan pengetahuan dalam cabang-cabang lain.
Semuanya terhubung satu sama lain, itulah kesan yang bisa kita ambil dari para pencerah Muslim di masa silam.
Semoga mencerahkan. [~]

No comments:

Hukum Penalaran dan Ilmu Hukum

  Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut ultricies efficitur nunc id accumsan. Aliquam quis facilisis felis. Integer...