Thursday, December 29, 2011

Jalanan yang Memampang Teror



Perkembangan peradaban manusia terus terjadi, entah itu surut atau tak kemana-mana. Beruntung juga bila terjadi perbaikan. Sayangnya tidak setiap perbaikan menuju ke arah peningkatan moralitas, makin meningkatnya kecanggihan cara hidup seringkali menggerus eksistensi Tuhan dalam diri manusia. Kecanggihan yang lebih faktual dirasakan seakan menggantikan kecanggihan teknologi Tuhan dalam memberi hidup.

Jalanan adalah tempat yang melintas begitu macam dan terfokus, berkerumun di jalan. Jalan adalah tertentu untuk melintaskan banyak barang, manusia dan kebutuhannya. Hingga hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Peradaban meringkaskan dan memudahkan hal-hal yang sulit, menghilangkan yang membuat lambat dan memangkas proses. "Menghargai proses" adalah ungkapan yang menjadi klasik dan segera akan usang, semua serba cepat, ringkas dan mengejar ketakterbatasan.

Cepat adalah keyword untuk penjelasan di atas. Dan jalanan pun dipenuhi kendaraan serba cepat. Orang bergerak dan berpindah dengan cepat. Kesenangan tentang kecepatan untuk sampai, segera tiba, tanpa waktu panjang bertemu, menyibukkan diri sembari menunggu waktu karena semua bisa cepat, tak perlu ancang-ancang. Walau kemacetan adalah bayaran untuk membeli kemudahan. kendaraan bertenaga manusia seperti sepeda onthel menjadi lebih lihai daripada merci.

Tak hanya macet, tapi juga celaka dari cepat muncul mengancam. Kemudahan lantas memunculkan sisi-sisi mencekamnya, ada bagian teror dari tiap kesenangan hidup.

[sedang berfilsafat...... ]

No comments:

Hukum Penalaran dan Ilmu Hukum

  Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut ultricies efficitur nunc id accumsan. Aliquam quis facilisis felis. Integer...