Wednesday, September 28, 2011

Learning Commands in Ubuntu's Terminal

I'm learning again about using 'terminal' in ubuntu. i'm using ubuntu v.10.10 and just enjoy in it. after try to make a change style into macbuntu. after long time using windows for daily needs, its nice to use linux in ubuntu version for your daily activity. its enough. no matter in graphics applications, for me its really need sometimes, i was a rapid-active graphic designer and now still doing in graphic arts. ubuntu, and linux for most, growing nicely, make us proper environment for graphic designer.

[saya masih belajar lagi dan lagi
I'm sorry, i'm not much clever in linux, but i want share some commands in doing things in ubuntu terminal. here they are :)




Dalam CommandLine :
Ctrl+Alt+F2        <-- get into a new console
login: root
Password: r00txcs <-- password will not be echoed to the screen to protect you and your account
echo $SHELL        <-- di shell mana anda sedang menjalankan perintah
pwd            <-- melihat directory yang sedang anda pakai 
ls               <-- menampilkan isi directory 
ls -Flai        <-- menampilkan isi directory dalam mode detail
ls /opt            <-- menampilkan daftar file di directory /opt
cd images         <-- memasuki directory /images
cd ../kde         <-- memasuki dua tahap dari directory ini ke directory /kde
cd ./kde         <-- memasuki directory /kde di directory yang sedang anda pakai
tekan tab        <-- melengkapi pengetikan 
shutdown -h now        <-- shutdown dari root console sekarang
shutdown -r now        <-- restart dari root console sekarang
touch n0tes.txt        <-- membuat file bernama "n0tes.txt"
rm n0tes.txt        <-- menghapus file bernama "n0tes.txt"
rm -i n0tes.txt        <-- menghapus file bernama "n0tes.txt" dengan konfirmasi 
rm -R sexrets        <-- menghapus directory /sexrets termasuk subdirectory (recursive)
mkdir f0replay        <-- membuat folder bernama "/f0replay"
mkdir -p f0replay/ml/afterplay    <-- membuat directory dengan susunan "f0replay/ml/afterplay"
rmdir 0nly1Fempty    <-- menghapus directory "0nly1Fempty" hanya jika directory itu kosong
cp helloworld /tmp    <-- menyalin file "helloworld" ke directory /tmp
ls -F /tmp        <-- melihat atau memeriksa apakah directory /tmp sudah berisi file yang anda salin (apakah sudah di-copy)
cp -R adir /tmp        <-- menyalin directory /adir dan subdirectory-nya ke directory /tmp
cp /usr/doc/vim*/tutor/tutor ~/    <-- mengcopy file dengan awalan "vim" ke folder "/home"


[still typing for ideas... :) belum kembali lagi,
sabar.... kembali lagi lain kali ... :D ]

Tuesday, September 20, 2011

Ancaman Oligarki_Winters



link Abstact

Ini adalah link abstract dari ulasan bukunya Jeffrey Winters tentang Oligarchy, yang salah satunya menyinggung Indonesia.

Hanya link yang saya share di sini.

Ini adalah shared slide (*.ppt) dari suatu group pendukung "Sri Mulyani for President 2014" di facebook. Hasil dari diskusi tentang permasalahan oligarki dan potensinya yang bisa saja muncul lagi di masa presiden yang kini berkuasa.

Untuk penjelasan (uraian) lengkapnya bisa disimak pada tulisan saya lainnya:

[Berpikir tentang korupsi+politik+ekonomi Indonesia]

Thursday, September 15, 2011

Pelaporan Cybercrime di Indonesia (yang masih minus)


  • Pernahkah Anda mengalami permasalahan di dunia cyber yang berkaitan dengan privasi Anda?
  • Seberapa besar pengaruh gangguan serta ancaman privasi tersebut terhadap kehidupan nyata Anda?
  • Bagaimana cara Anda menyelesaikan permasalahan itu?
  • Apakah Anda melaporkannya kepada polisi? lalu apakah laporan itu dilakukan secara offline ataukah online?
Mengejar idealitas pelaporan kejahatan secara online
Kepolisian negara Indonesia dalam kompetensinya sebagai penegak hukum dan pengawal tegaknya negara serta sistem hukum dan berbagai instrumen perundangan di dalamnya merupakan alat penegakan hukum dalam berbagai ruang gerak publik.
Dalam ruang-ruang yang ada di wilayah publik, berinteraksinya tiap individu, mempertukarkan berbagai kepentingan dan pencarian serta saling melengkapinya atas kebutuhan hidup. di dalamnya berkembang nilai-nilai yang disepakati bersama. Namun, dengan kian majemuknya ruang dan minimnya kemungkinan untuk berinteraksi langsung (meskipun jaringan digital menjadikan segala interaksi majemuk itu mungkin, tapi kenyataannya tidak semua orang berinteraksi dengan semua orang bersamaan. Pengenalan satu sama lain selalu dalam kapasitas yang terbatas, keintiman tertentu), hal itu menjadikan nilai selalu tergantung pada ruang-ruang.

Dalam nilai-nilai yang tumpah ruah (jika kita kumpulkan semuanya dari setiap ruang publik), terdapat kesepakatan tentang nilai-nilai hukum. Dan pokok-pokok nilai di dalam hukum adalah berlandaskan pada dinamisnya gerakan manusia dalam ruangnya yang membentuk nilai dan berkolaborasi dengan dasar-dasar moralitas. Maka jadilah hukum sebagai konsensus, yang disepakati secara terbuka maupun tersirat dalam perikehidupan.

Kepentingan Hukum, pada berbagai tindak kejahatan mayantara, adalah berusaha menyelenggarakan hukum dengan keadilan dan kemudahan di dalam meraihnya bagi siapa saja, secara merata. Itulah semestinya yang terjadi dan harus terlaksana. Dan oleh karenanya hukum melengkapi dirinya dengan berbagai perangkat, dan pihak penegak hukum sebagai perangkatnya melengkapi diri mereka dengan berbagai instrumen agar penegakan hukum bisa berlangsung dengan lancar dan efektif. Dan sistem pelaporan hukum adalah salah satu bagian terpentingnya.




[still typing... moving around look for a cup of coffee]

Friday, September 2, 2011

Pembunuhan (fisik) Cyber

Saya kira siapa pun pernah menggagas tentang pembunuhan karakter di dunia maya.
Di dunia maya dengan publisitasnya yang luas dan expansive kita dapat membunuh karakter dengan mudah, dengan memanfaatkan sedikit kemampuan manipulasi data, image, atau video. kita unggah, miringkan informasi yang menjadi captionnya, maka karakter dan nama baik bisa dengan mudah tercoreng. Kita punya banyak contoh di Indonesia, satu-satunya negara yang memperkarakan  "pencemaran nama baik di internet", melalui kebijakan perundang-undangannya.



Perangkat Keras dan Pembunuhan Fisik
Mengkomunikasikan antara perintah digital kepada perintah tindakan fisik yang mekanis, antara software dengan hardware juga merupakan kelaziman pada industri manufaktur yang berkembang pesat pada masa Soeharto. ITB, ITS, adalah beberapa ikon pengembangan teknologi komputasi-robotik dan semacamnya. Tapi ini tak ada sama sekali hubungannya dengan kedua ikon teknologi negeri kita itu, ini adalah kejahatan terencana.
Mari sedikit berandai-andai dengan cerita rekaan ini:
-----
Pada suatu malam, di ruang gelap sebuah gudang  tersetting dengan rapi handycam di atas tripod-nya, menyala secara otomatis, remoted. pada area 3x3meter cahaya terfokus, selebih itu gelap.
tepat di sisi lain cakupan sorot lampu terdapat kurungan tikus, di dalamnya terdapat seekor kucing kelaparan yang sangat kurus, entah dari mana ia dibawa atau ditangkap sehingga ada di dalam siaran si handycam.
Tepat di antara handycam dan kurungan tikus itu ada piring dengan potongan daging ayam goreng yang kucing manapun pasti tak bisa mengacuhkannya. Persis di bawah piring itu diletakkan adalah plat besi yang pada permukaannya dilumuri semacam lem yang berefek membunuh lebih keras daripada lem tikus.
...
Video ini diunggah atau tepatnya terhubung secara online dengan suatu situs jejaring sosial, online dan realtime, siapa saja bisa melihat si kucing itu di tangkapan kamera genggam itu.
Beberapa jam sebelumnya sang kameraman yang anonim, baik secara identitas maupun traced location di internet, menyebar isu tentang "berita ajaib tentang hidup dan mati makhluk dengan 9 nyawa, LIVE!"
Dan ia memberikan link social network dari video live itu, orang-orang mulai banyak hadir secara live menyaksikan apa gerangan yang akan terjadi dengan kucing kurus itu?
...
Time is running dear... penonton mulai mencapai beberapa ratus, dan mereka bertanya-tanya.
Satu orang memberitahukan kepada satu orang lain tentang pertunjukan ini, satu orang lainnya kepada satu lainnya. Begituuu seterusnya, tak habis-habis. Dan pengunjung live terus meningkat, beberapa ratus. Rating meningkat, diskusi meroket di samping si video. Semua penasaran.
Mereka mulai sadar, ternyata dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung, perlahan pintu kurungan itu terangkat naik, semua makin tertarik dan menghubungi teman-teman lainnya, "kita harus membebaskan kucing melas itu, ayo kunjungi video live ini..." mereka sadar bahwa peningkatan pengunjung menjadikan semakin melebarnya pintu kurungan dan kemungkinan si kucing keluar untuk memakan ayam itu.
"Ini pertunjukan yang menyenangkan bagi siapa saja, bagi anak kecil hingga dewasa..." semua berpikir begitu, jika ini adalah tentang penyelamatan binatang manis itu.
...
Dan si kucing berhasil menyusup keluar setelah hampir seribu pengunjung hadir live menyaksikan siaran amatir itu. Semua senang, dan saling bersukur di ruang komentar video itu.
Si kucing pun berlari menuju piring dengan potongan ayam goreng nikmat itu.
...
Beberapa jam sebelumnya seseorang secara sengaja melakukan hack terhadap sistem rate dan jumlah kunjungan situs jejaring sosial itu, ia piawai dalam mengkomunikasikan hitungan digital ke dalam gerak motorik, kali ini pada pintu kurungan tikus itu.
Pengunjung yang banyak, dan komentar tak terhitung itu memberinya banyak hasil di kantong Paypal-nya. Itu salah satu tujuannya. Money is power to tend 'something'.
...
Hal terakhir adalah, semua orang yang secara live hadir, akhirnya menyaksikan bagaimana kucing itu makan ayam goreng, lantas dalam sepuluh menit hitungan mundur terlihat mengejang, dan perlahan terkapar.
Kucing itu tak bisa lari kemana-mana, ia terjerat rekat lem di kakinya. Lem itu beracun dengan racun kuat yang menjalar dari kulit kakinya, menyusup di jaringan tubuhnya dan akhirnya cepat menghentikan otak dan jantungnya.
...
Semua orang sedih dan terus berkomentar secara 'rapid' pada video itu.
Beberapa menyesal "apa yang sudah kita lakukan? Kita malah membunuh kucing itu"
Beberapa mengutuki si kameraman.

Publik dan Potensi Kejahatan Massal
Original Intense dalam hasil kegiatan yang merupakan tindak kejahatan tidak selalu kesengajaan untuk melakukan kejahatan. Hal di atas adalah contohnya. Kesengajaan pembunuhan hanya ada pada si kameraman, tetapi justru kesengajaan online live para pengunjung itulah yang menjadikan pembunuhan itu mungkin terjadi. Ini adalah kejahatan bersama, dengan kesengajaan bertujuan lain. Dapatkah masing-masing orang itu dipidanakan untuk kejahatan pembunuhan? Mereka seribu lebih.
Keuntungan online atas rating dan jumlah kunjungan adalah pemicu pertama, jiwa kriminal adalah pemicu kedua. Yang keduanya hadir pada benak si pelaku kejahatan (kameraman). Dan pengunjung tidak memiliki original intense tentang itu. Dan mereka tidak ada dalam posisi membiarkan sesuatu terjadi, karena mereka tidak bisa mengatasi permasalahan yang ada di depan mata mereka.
Para pengunjung, melakukan hal yang mengakibatkan terjadinya pembunuhan, tetapi mereka juga tidak sengaja. Sengaja dan tidak sengaja secara bersamaan. Dan mereka secara bersamaan tidak mampu mencegahnya.
...
Menurut Anda mudahkah ini diselesaikan dengan penegakan hukum pidana yang tidak progresif terhadap kejahatan?
Menurut Anda apakah mungkin penegak hukum bisa menyelesaikan berbagai kasus kejahatan modern semacam ini, dan mungkin potensi yang lebih rumit lagi di masa yang akan datang?

Jangan Anda jawab pertanyaan ini sendiri, itu akan mencekam, dan membiarkan Anda di sudut ruangan gelap kebuntuan nalar. Berbaurlah dengan ilmu-ilmu lain, semoga kita bisa temukan pencerahan dan jalan keluar yang melegakan dan aman.[sarung]


ps: hal ini bukan sugesti kejahatan, tetapi sebuah bentuk baru possible attack.

Hukum Penalaran dan Ilmu Hukum

  Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut ultricies efficitur nunc id accumsan. Aliquam quis facilisis felis. Integer...